SISTEM PENGAMANAN LISTRIK
SISTEM PENGAMANAN LISTRIK
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai mempelajari modul ini peserta diharapkan :
-
Mengenal teknik pengamanan
listrik.
-
Mampu mengamankan instalasi,
pembebanan beserta perlengkapannya.
-
Mampu mengambil tindakan dalam
keadaan darurat.
BAB
I
PENDAHULUAN
Arus yang mengalir dalam suatu
penghantar menimbulkan panas. Agar suhu penghantarnya tidak menjadi terlalu
tinggi, arusnya harus dibatasi. Untuk mengamankan hantaran dan aparat digunakan
pengaman lebur dan sakelar arus maksimum. Alat-alat pengaman ini pada umumnya
digunakan untuk :
a.
Mengamankan hantaran, aparat
dan motor listrik terhadap beban lebih.
b.
Pengamanan terhadap hubungan
singkat antar fasa atau antara fasa dengan netral dan terhadap hubungan singkat
dalam aparat atau motor listrik.
c.
Pengamanan terhadap hubungan
singkat dengan badan mesin atau aparat.
BAB
II
JENIS
ALAT-ALAT PENGAMAN
Sistem pengamanan merupakan sistem
pengamanan pada peralatan-peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik,
seperti generator, busbar, trnasformator, saluran kabel dan lain sebagainya.
Fungsi dari
pengaman dalam sistem pengaman listrik antara lain :
1.
Mencegah kerusakan peralatan
pada sistem kelistrikan.
2.
Mengurangi kerusakan peralatan
pada sistem kelistrikan.
3.
Mempersempit daerah yang
terganggu sehingga tidak melebar pada sistem yang lebih luas.
4.
Memberikan pelayanan tenaga
listrik dengan kehandalan yang tinggi.
5.
Mengamankan manusia dari bahaya
listrik.
Perlu pula kita
ketahui bahwa faktor penyebab gangguan pada sistem listrik adalah :
1.
Faktor manusia
Faktor
ini terutama menyangkut kesalahan atau kelalaian dalam memberikan perlakuan
sistem, misalnya : salah menyambung.
2.
Faktor internal
Faktor
ini menyangkut gangguan-gangguan yang berasal dari sistem itu sendiri, misalnya
: usia pakai, keausan dan sebagainya.
3.
Faktor external
Faktor
ini meliputi gangguan-gangguan yang berasal dari lingkungan di sekitar sistem,
misalnya : cuaca, gempa bumi, banjir, sambaran petir dan sebagainya.
Sedangkan
jenis-jenis gangguan yang harus kita amankan adalah :
1.
Gangguan dari tegangan lebih
(Over Voltage)
Tegangan
lebih merupakan suatu gangguan akibat tegangan pada sistem yang lebih tinggi
dari yang seharusnya. Gangguan tersebut disebabkan oleh :
a.
Kondisi internal
Hal
ini terutama karena osilasi akibat perubahan yang mendadak dari kondisi
rangkaian atau karena resonansi.
Misalnya
operasi hubung pada saluran tanpa beban, perubahan beban yang mendadak, operasi
pelepasan pemutus tenaga yang mendadak akibat hubung singkat pada jaringan
kegagalan isolasi dan sebagainya.
b.
Kondisi external
Kondisi
external terutama akibat adanya sambaran petir. Jaringan instalasi listrik di
udara merupakan kondisi yang sangat mudah terkena sambaran petir. Surya petir
ini akan merambat atau mengalir menuju ke peralatan dalam sistem instalasi.
2.
Hubung singkat
Hubung
singkat merupakan jenis gangguan yang sering terjadi pada sistem tenaga
listrik. Arus hubung singkat yang sangat besar sangat membahayakan peralatan
maupun instalasi, sehingga untuk mengamankan peralatan ini dari kerusakan
akibat arus hubung singkat maka hubungan kelistrikan pada seksi / bagian yang
terganggu perlu diputuskan dengan peralatan pemutus tenaga atau Circuit Breaker
(CB).
Gangguan
hubung singkat yang sering terjadi pada sistem listrik 3 fase sebagai berikut :
a.
Satu fase dengan tanah.
b.
Fase dengan fase.
c.
2 fase dengan tanah.
d.
Fase dengan fase dan pada waktu
bersamaan dari fase ke 3 dengan tanah.
e.
3 fase dengan tanah.
f.
Hubung singkat 3 fase.
a
– d menimbulkan arus gangguan tidak simetris (Unsymmetrical Short Circuit).
e
– f menimbulkan arus gangguan simetris (Symmetrical Short Circuit).
3.
Beban lebih (Over Load)
Beban
lebih merupakan gangguan yang terjadi akibat pemakaian beban yang melebihi
kemampuan baik kemampuan generator (pembangkit) transformator menampung
penghantar listrik. Arus lebih dapar menimbulkan pemanasan yang berlebihan yang
dapat menimbulkan kerusakan maupun kebakaran.
4.
Daya balik (Reverse Power)
Pada
pemilik pembangkit listrik sendiri yang bekerja secara paralel (interconnected
system) dapat terjadi berubahnya fungsi generator menjadi motor. Hal ini dapat
saja terjadi misalnya disebabkan oleh gangguan hubung singkat yang terlalu
lama, gangguan medan magnet dan sebagainya, maka akan terjadi ayunan putaran
rotor sebagian dari generator. Ayunan ini bisa lebih cepat atau lebih lambat dari
putaran sinkron. Hal ini menyebabkan sebagian generator menjadi motor. Gangguan
ini dapat membahayakan generator itu sendiri serta sistem.
Untuk
mengatasi hal tersebut, generator dilengkapi dengan relai daya balik (Reverse
Power Relay). Untuk mengamankan instalasi maupun aparat dari kerusakan yang
dapat menganggu suatu proses kegiatan diperlukan alat-alat pengaman sesuai
dengan kebutuhan.
Jenis-jenis
alat pengaman tersebut antara lain :
1.
Pengaman Arus Lebih
a.
Pengaman Lebur (Zeking)
Pada
sistem jaringan tegangan rendah dan jaringan tegangan menengah untuk
mengamankan terhadap gangguan arus lebih banyak dipergunakan pengaman lebur
(fuse). Pengaman lebur ini merupakan alat pengaman yang paling handal dan tahan
untuk 15 – 20 tahun tanpa perawatan.
Fungsi
pengaman lebur adalah :
-
Tanggap terhadap arus lebih
dari sistem / peralatan yang dilindungi yang oleh karenanya melebur.
-
Memutus (memadamkan) arus lebih
dan tahan terhadap perubahan tegangan balik (transient recovery voltage) yang
timbul karena pemutusan tersebut.
-
Dapat dikoordinasikan dengan
alat pengaman lain (termasuk pengaman lebur lain) pada sistem tersebut agar
dapat diusahakan daerah yang padam minimum.
Bahan
elemen lebur pada umumnya adalah :
-
Perak.
-
Timbal.
-
Seng.
-
Tembaga.
Jenis
pengaman lebur yang banyak dipergunakan antara lain :
a.1.
Pengaman lebur sekrup (gambar 1.)
Pengaman lebur ini terbatas yaitu antara 6 sampai 100 Ampere.
Tabel warna dan arus nominal
Tanda warna
|
Arus nominal
|
Hijau
Merah
Abu-abu
Biru
Kuning
Hitam
Putih
Tembaga
Coklat
Kuning emas
|
6 A
10 A
15 A
20 A
25 A
35 A
50 A
60 A
80 A
100 A
|
Gambar 1.
Penggunaan pelebur ini umumnya pada saluran penerangan, saluran
cabang untuk motor dan saluran cadangan atau fasilitas lainnya.
a.2.
Pelebur pipa gelas (gambar 2.)
Gambar 2.
Harga nominal dari pelebur ini kecil, antara 0,5 sampai 30 Ampere.
Penggunaannya untuk mengamankan alat-alat ukur, rele dan saluran lain di switch
board.
a.3.
Pelebur pita (gambar 3.)
Gambar 3.
Kemampuan pelebur ini antara 6 sampai 500 Ampere. Penggunaannya
sebagai pengaman pada saluran cabang untuk instalasi penerangan maupun
instalasi tenaga.
a.4.
Pelebur kawat (gambar 4.)
Gambar 4.
Bentuk hampir sama dengan pelebur pita, hanya bedanya berbentuk
bulat. Kemampuan lebih rendah dari pelebur pita antara 2 sampai 100 Ampere.
Pemakaiannya pada saluran induk, instalasi penerangan dan instalasi tenaga.
a.5.
Pelebur tabung terbuka (gambar 5.)
Gambar 5.
Pelebur ini mempunyai harga nominal sampai 1000 Ampere.
Penggunaannya sebagai pengaman saluran induk jaringan tegangan rendah, yaitu
pada perlengkapan hubung bagi tegangan rendah. Juga dipergunakan pada saluran
cabang dari instalasi penerangan maupun instalasi tenaga.
a.6. Pelebur tabung tertutup (gambar 6.)
Gambar 6.
Harga nominal dari pelebur ini sama dengan pengaman lebur tabung
terbuka. Pada pelebur ini tabung bagian dalamnya berisi serbuk dari bahan
semacam porselen, tujuannya agar pada waktu pemutusan elemen lebur gas yang
terjadi tidak terlalu banyak. Penggunaan pada tempat yang sempit dan tertutup
rapat tidak terlalu menjadi masalah.
b.
Pengaman Otomatis
Sebagai
pengganti pengaman lebur seringkali dapat digunakan pengaman otomatis. Pengaman
otomatis ini memutuskan secara otomatis kalau arusnya melebihi suatu nilai
tertentu.
Ada
beberapa bentuk pengaman otomatis. Gambar 7. memperlihatkan sebuah otomatis
ulir, yang dapat digunakan untuk rumah sekring jenis E 27.
Gambar 7.
Keuntungan
sebuah pengaman otomatis ialah dapat segera digunakan lagi setelah terjadi
pemutusan.
Pengaman
otomatis memberi pengaman termis maupun elektromagnetik. Untuk pengaman termis
digunakan elemen dari logam. Kalau melebihi nilai yang telah ditentukan, arus
diputuskan oleh elemen ini. Pemutusan secara termis berlangsung dengan
kelambatan.
Sedangkan
untuk pengaman elektromagnetik digunakan sebuah kumparan yang dapat
menarik sebuah angker dari besi lunak. Pemutusan secara elektromagnetik ini
berlangsung tanpa kelambatan.
Berdasarkan
waktu pemutusannya, pengaman otomatis dapat dibagi atas :
b.1.
OTOMAT – L
Pada otomat jenis ini pengaman termisnya disesuaikan dengan
meningkatnya suhu hantaran. Kalau terjadi beban lebih dan suhu hantarannya
melebihi suatu nilai tertentu, elemen dwilogamnya akan memutuskan arus.
b.2.
OTOMAT – H
Secara termis jenis ini sama dengan otomat L. Tetapi pengaman
elektromagnetiknya memutuskan dalam waktu 0,2 sekon, kalau arusnya sama dengan
2,5 In – 3 In untuk arus bolak-balik atau sama dengan 4 In
untuk arus searah.
Jenis otomat ini digunakan untuk instalasi rumah. Pada instalasi
rumah , arus gangguan yang rendahpun harus diputuskan dengan cepat. Jadi kalau
terjadi gangguan tanah, bagian-bagian yang terberat dari logam tidak akan lama
bertegangan.
b.3.
OTOMAT – G
Jenis otomat ini digunakan untuk mengamankan motor-motor listrik kecil
untuk arus bolak-balik atau arus searah, alat-alat listrik dan juga rangkaian
akhir dengan daya besar untuk penerangan (lisalnya pabrik).
Pengaman elektromagnetiknya berfungsi pada 8 In – 11In
untuk arus bolak-balik atau pada 14 In untuk arus searah.
c.
Pemutus Tenaga (Circuit
Breaker)
Pemutus
tenaga atau lebih dikenal dengan istilah seringnya Circuit Breaker
merupakan suatu piranti sakelar mekanik yang secara otomatis akan membuka atau
memutuskan rangkaian listril apabila terjadi ketidaknormalan pada sistem tanpa
adanya kerusakan.
Pemutus
tenaga merupakan salah satu piranti pengaman yang terpenting, karena hampir
semua sinyal keluaran dari relai-relai pengaman ditujukan pada pemutus tenaga.
Pemutus tenaga terdiri atas kontak-kontak yang dialiri arus listrik atau lebih
dikenal dengan elektroda. Pada kondisi normal elektroda-elektroda tersebut
dalam kondisi terhubung. Sebaliknya pada kondisi abnormal maka
elektroda-elektroda akan terpisah dan memutuskan hubungan listrik dari satu
sisi ke sisi lainnya.
Ada
beberapa jenis pemutus tenaga (circuit breaker) :
1.
MCB (Miniatur Circuit Breaker)
Alat
ini banyak dipergunakan mulai dari rumah tangga (pembatas arus dari PLN) sampai
industri. Alat ini dapat memutuskan aliran listrik apabila arus listrik
melebihi kemampuan MCB atau apabila terjadi arus hubung singkat akan langsung
memutus aliran listrik.
Lampiran
(1) adalah contoh-contoh MCB.
2.
MCCB (Moulded Case Circuit
Breaker) atau Pemutus Tenaga Kotak Tercetak (menurut SNI – 04 – 0226 –1987,
Pemeliharaan Peralatan / Instalasi Listrik)
MCCB
merupakan pemutus tenaga lengkap yang dilengkapi dengan penyetelan proteksi
beban lebih secara thermis (waktu panjang), beban lebih secara magnetis (waktu
singkat) dan pada jenis tertentu dilengkapi dengan unit trip elektronik (STR 25
DE Merlin Gerin).
Lampiran
(2-6) adalah contoh-contoh MCCB.
3.
PCB (Power Circuit Breaker)
PCB
merupakan pemutus tenaga dengan kemampuan besar. Kapasitas pemutusan mencapai
70 KA, dilengkapi dengan proteksi termis (wakyu lama) dan proteksi magnetis
(waktu singkat) serta proteksi seketika (lampiran 7).
4.
ACB (Air Circuit Breaker)
ACB
merupakan pemutus tenaga udara dengan kemampuan besar. Kapasitas pemutusan
mencapai 100 KA, dilengkapi dengan proteksi beban lebih yang dapat disetel,
proteksi hubung singkat dapat disetel, dilengkapi sakelar bantu (OF) dan sinyal
alarm untuk gangguan listrik (lampiran 8).
5.
ELCB (Earth Leakage Circuit
Breaker)
ELCB
hanya mempunyai satu fungsi yaitu mendeteksi arus bocor. Tidak terdapat
pengaman thermal maupun magnetis, sehingga ELCB harus diamankan terhadap hubung
singkat oleh MCB pada sisi atasnya. Kapasitas ELCB 30 mA untuk pengaman
terhadap manusia, dan 300 mA untuk pengaman bahaya api (lampiran 9-11).
d.
Arester
Arester
adalah suatu alat untuk memproteksi instalasi listrik dari tegangan lebih yang
berasal dari penghantar saluran udara tegangan rendah dan instalasi penangkal
petir bangunan akibat sambaran petir.
Arester
yang dipasang pada saluran udara tegangan rendah digunakan untuk membatasi
tegangan lebih, dan pada prinsipnya terdiri atas rangkaian seri celah proteksi
tahanan tidak linier dan elemen proteksi (gambar 8.) dengan pemasangan arester
maka tegangan lebih impuls akibat petir secara aman akan dislurkan ke bumi.
(perhatikan contoh-contoh pemasangan arester pada gambar 8-11).
Gambar 8.
Gambar 9.
Gambar 10.
Gambar 11.
e.
Pembumian
Elektroda
bumi ialah penghantar yang ditanam di dalam bumi dan membuat kontak langsung
dengan bumi.
Jenis
elektroda bumi yang umum dipergunakan adalah :
1.
Elektoda pita
Ialah
elektroda yang dibuat dari penghantar berbentuk pita atau berpenampang bulat
atau penghantar pilin yang umumnya ditanam secara dangkal, dapat ditanam
sebagai pita lurus, radial, melingkar, jala-jala atau kombinasi dari bentuk
tersebut (gambar 12.).
Gambar 12.
2.
Elektroda batang
Ialah
elektroda dari pipa besi, baja profil atau batang logam lainnya yang
dipancangkan ke dalam tanah.
3.
Elektroda pelat
Ialah
elektroda dari bahan logam utuh atau berlubang dan biasanya ditanam secara
dalam.
Resisten
pembumian dari elektroda bumi tergantung pada jenis dan keadaan tanah serta
pada ukuran dan susunan elektroda.
Resisten
pembumian suatu elektroda harus dapat diukur. Untuk keperluan tersebut
penghantar yang menghubungkan setiap elektroda bumi atau susunan elektroda bumi
harus dilengkapi dengan hubungan yang dapat dilepas.
Resisten
pembumian seluruh sistem tidak boleh lebih dari 5 Ohm. Untuk daerah yang
resisten jenis tanahnya sangat tinggi, resisten pembumian total seluruh sistem
boleh mencapai 10 Ohm.
BAB
III
LANGKAH
PENGAMANAN BAHAYA LISTRIK
Bahaya yang
diakibatkan oleh listrik di tempat kerja sangat beragam dan sangat mengganggu
proses kerja serta kemungkinan dapat mencelakakan manusia. Peralatan listrik
yang dipergunakan memiliki waktu kerja tertentu yang harus mendapat perhatian
dapat berupa keausan, kelelahan bahan, penurunan mutu, kerusakan dan
sebagainya. Oleh karena itu hal yang penting harus diperhatikan adalah
pemeliharaan peralatan / instalasi listrik secara berkala.
Untuk melakukan
kegiatan tersebut ada dua unsur yang harus diperhatikan :
1.
Manusia yang yang terampil
menjalankan program tersebut dan
2.
Pemeriksaan / inspeksi,
pengujian dan servis dari eralatan yang dilakukan secara berkala.
Dari dua hal
tersebut hal penting yang juga harus diperhatikan adalah :
·
Penggunaan akal sehat dalam
evaluasi dan penilaian hasil-hasil inspeksi dan pengujian, serta;
·
Pengadaan catatan-catatan
singkat dan lengkap.
Beberapa hal yang
perlu mendapatkan perhatian dalam rangka pemeliharaan antara lain :
1.
Pengaman lebur
·
Yakinkan bahwa instalasi telah
bebas dari sumber daya.
·
Periksa terminal pengaman lebur
dan dudukan pengaman lebur dan dudukan pengaman lebur apakah ada perubahan
warna yang disebabkan panas akibat kontak yang kendor atau karat.
·
Kencangkan semua sambungan
dudukan pengaman lebur.
·
Gantilah pengaman lebur yang
telah putus dan juga bila terdapat gejala kerusakan.
·
Pengaman lebur harus selalu
terlihat tanda pengenal dari kemampuan pengaman lebur.
2.
Penghantar / kabel
Pemeriksaan
visual dan pengujian sifat elektris terhadap tahanan isolasi.
·
Bila dalam pemeriksaan visual
ternyata kabel-kabel perlu disentuh dan dirasa ataupun digeser tempatnya maka
aliran listrik ke kabel tersebut harus dimatikan.
·
Kabel-kabel yang terletak di
dalam saluran khusus (gorong-gorong) harus diperiksa yang mungkin terdapat
tekukan, gesekan, lecet isolasinya
·
Periksa apakah di dalam
gorong-gorong terdapat benda-benda lain yang dapat merusak kabel.
·
Tanda pengenal dan tanda
lainnya harus diperiksa.
·
Kabel udara harus diperiksa
kemungkinan terjadi kerusakan karena getaran, rusaknya penopang, pemegang
kabel, benda-benda lain di sekitarnya.
·
Pengujian isolasi kabel harus
dilakukan pada waktu-waktu tertentu.
3.
Penerangan
·
Gunanya pemeliharaan atas
sistem penerangan adalah untuk mempertahankan agar kemampuan cahaya yang
dihasilkan tetap pada tingkat yang direncanakan semula.
·
Kotoran dan umur lampu adalah
dua faktor utama yang dapat menurunkan output cahaya.
·
Mencuci adalah lebih baik dari
pada hanya mengahpus, dan larutan air pencuci harus sesuai petunjuk pabrik.
·
Pembersihan lampu dilakukan
bila interval penurunan intensitas penerangan lampu menurun 15 – 20 %.
4.
Perkakas dan alat kerja listrik
·
Umur suatu perkakas kerja
tergantung kepada cara penggunaannya dan perawatannya.
·
Terdapat bermacam-macam jenis perkakas
kerja dan bermacam-macam penyebab kerusakan.
·
Cara-cara pemeliharaan akan
tergantung kepada jenis perkakas dan cara pemakaiannya.
·
Pengujian dan pemeliharaan
harus dilakukan secara teratur.
·
Pemeriksaan secara visual
dilakukan sebelum dan sesudah alat tersebut digunakan, demikian pula
pemeriksaan waktu alat tersebut dikeluarkan dari dan masuknya kembali ke
gudang.
·
Para petugas harus dilatih
untuk mengetahui kerusakan kecil seperti retak, patah, kotor, tali yang putus,
kontak tusuk yang rusak, pentanahan yang rusak dan lain-lain.
·
Kerusakan-kerusakan yang harus
segera dilaporkan.
·
Dalam melakukan pemeliharaan
ikuti petunjuk pabrik pembuat.
·
Debu yang menumpuk akan
mempengaruhi kerja perkakas.
·
Pelumasan yang tidak / kurang
baik akan mengakibatkan kerusakan mekanis.
5.
Pemutus tenaga
·
Pemeliharaan pemutus tenaga
pada umumnya dibagi menjadi dua kategori yaitu pengujian mekanis dan elektris.
·
Pemutus tenaga harus diusahakan
tetap bersih dari kotoran-kotoran yang terpapar di sekelilingnya.
·
Sambungan yang kendor dapat
mengakibatkan panas berlebihan pada pemutus tenaga yang dapat mengakibatkan
gangguan.
·
Pengecekan berkala termasuk
pengencangan secara rutin dari sambungan pada terminal atau rel.
6.
Sistem pembumian
·
Sistem pembumian dalam suatu
sirkit listrik merupakan bagian yang sangat penting untuk keamanan baik manusia
maupun peralatan listrik.
·
Seluruh sistem pembumian harus
diperiksa agar kondisinya dalam keadaan baik.
·
Tempat-tempat penyambungan
harus diperiksa pada waktu-waktu tertentu agar dapat diketahui bila terdapt kerusakan
/ kendor.
·
Tahanan tanah harus diukur
kondisinya dan dicatat apakah masih dalam kondisi baik / memenuhi standar.
7.
Mengamankan daerah yang dalam
pemeliharaan / perbaikan
·
Harus ada suatu prosedur khusus
yang harus dipahami oleh seluruh pekerja apabila melakukan kegiatan
pemeliharaan maupun perbaikan.
·
Yakinkan bahwa daerah yang akan
dilakukan pemeliharaan / perbaikan dalam kondisi aman.
·
Pasang tanda-tanda yang cukup
jelas dan dapat dimengerti oleh semua orang tentang adanya suatu kegiatan
pemeliharaan / perbaikan.
·
Bila mungkin pasang segel pada
temapt-tempat tertentu / sumber listrik tertentu sehingga setiap orang memahami
bahwa ada kegiatan perbaikan / pemeliharaan di areal tersebut.
·
Segel dan tanda peringatan
hanya boleh dilepas oleh petugas bagian pemeliharaan / perbaikan.
8.
Alat pelindung diri
Dalam
melakukan kegiatan yang berkaitan dengan listrik, mengingat bahaya yang dapat
berakibat fatal, maka dalam kondisi tertentu sangat dianjurkan atau diharuskan
menggunakan alat-alat pelindung diri.
Pada
beberapa peralatan kerja tertentu sudah dilengkapi dengan isolasi pengaman
dengan batas kemampuan tertentu.
Tetapi
untuk lebih melindungi manusia dari sengatan listrik masih diperlukan alat
pelindung diri sebagai isolator.
Alat
pelindung diri yang penting dipergunakan antara lain :
a.
Sepatu pengaman khusus untuk
listrik (sepatu dengan bahan karet) yang dapat mengisolir tegangan sampai pada
batas tertentu.
b.
Sarung tangan karet yang juga
mampu mengisolir tegangan listrik sampai pada batas tertentu.
Alat
pelindung diri tersebut pada waktu-waktu tertentu harus diuji kemampuannya.
BAB
IV
PENUTUP
Setiap instalasi listrik baik
penerangan maupun tenaga harus dilengkapii dengan pengaman. Memahami dan dapat
menggunakan dengan tepat alat pengaman merupakan cara mengamankan instalasi,
peralatan serta bangunan bserta isinya terhadap kebakaran.
Selamat Belajar
------ oOo ------
KEPUSTAKAAN
:
1.
Persyaratan Umum Instalasi
Listrik (PUIL) 2000
SNI 04 –
225 – 2000.
2.
Sistem Pengaman Tenaga Listrik
Drs. Edy
Supriyadi.
3.
Instalasi Listrik Arus Kuat
Jilid I
P. Van
Harten, Ir. E. Setiawan.
4.
Jaringan Distribusi Listrik
Drs,
Daryanto, Drs. Koko Badi, Sariadi.
5.
Instalasi Listrik
Imam
Syafi’I SPd., Dkk.
6.
Katalog “Merlin Gerin”
Komentar
Posting Komentar