CARA MENGHITUNG UKURAN KABEL
Cara menghitung ukuran
dear all,
saya mau tanya,bagaimana cara menghitung/menentukan ukuran kabel listrik
dan ukuran kabel tsb kuat sampai berapa Watt.sampai sejauh berapa meter kabel
tsb kuat menahan arus....ada rumusan,artikel,tabelnya.
Saya coba bantu ya:
1. Cari tahu daya tiap2 beban-beban/peralatan dan "future possibility
load" jadi bisa di prediksi kabelnya
2. Dari daya tsb kita bisa hitung Arusnya (Ampere)
3. Dari ampere tsb kita bisa tau "tingkat" panas yg dihasilkan
4. Dari tingkat panas yang dihasilkan kita bisa tau material dan konstruksi
kabel apa yg tepat dan berapa ukurannya
5. Untuk table saya kira bapak bisa search di google.
Semoga membantU
Berikut ini metode menghitung ukuran kabel.
Ukuran kabel harus memenuhi 3 hal berikut:
Ampacity (kemampuan kabel menghantar arus),
oltage Drop (rugi2 pada kabel),
Short Circuit Withstand Capability (daya tahan kabel terhadap arus short
circuit saat terjadi gangguan)
Ampacity
Kabel memiliki nilai ampacity yg berbeda2 berdasarkan ukurannya. Semakin
besar ukuran kabel semakin besar nilai ampacity nya maka semakin besar
kemampuan kabel tsb untuk menghantar arus ke beban.
Kabel harus memiliki nilai ampacity minimal lebih besar125% dari total arus
beban (berdasarkan NEC standard).
Cable Ampacity ≥ 1.25 x Full Load Current
Note:
Tabel besarnya nilai ampacity bisa didapat dari catalog vendor kabel atau
bisa juga dipakai table ampacity dari beberapa standard misalnya Tabel B-310
NEC standard.
Nilai ampacity juga berpengaruh terhadap ambient temperature dimana kabel
akan digunakan sehingga perlu di koreksi (derating factor) dengan menggunakan
correction factor yg sesuai. Table B-310 di NEC standard juga mencantumkan
correction factor berdasarkan temperature dan jumlah conductor (grouping
factor).
Voltage Drop
Voltage drop adalah besarnya rugi2 yg terserap pada kabel dikarenakan
adanya resistance dan reactance pada kabel. Semakin besar nilai resistance dan
reactance maka semakin besar voltage drop nya. Semakin panjang kabel maka
semakin besar nilai reasistance dan reactance nya. Dalam memilih ukuran kabel,
untuk mengurangi nilai resistance dan reactance agar voltage drop berkurang
bisa dengan cara memilih ukuran kabel yg lebih besar, atau dengan cara
memparalel kabel.
Note:
Nilai resistance dan reactance pada kabel berbanding terbalik dengan luas
penampang kabel sebagaimana rumus yg sudah sering kita temukan di pelajaran
fisika sbb:
R = ρ L/A
R = nilai impedance kabel (resistance dan reactance)
ρ = tahanan
jenis
L = panjang cable
A = luas penampang
Untuk menghitung voltage drop dapat menggunakan rumus sbb:
Untuk 3 phase:
% Voltage Drop = I x (R cos.j + X sin.j ) x (L / 1000) x (100% x √3 /
VLL)
Untuk 1 phase:
% Voltage Drop = 2 x I x (R cos.j + X sin.j ) x (L / 1000) x (100% / VLN)
I = current in ampere
R = Resistance in ohm/1000ft
X= Reactance in ohm/1000ft
VLL = Voltage Line to Line (3 phase)
VLN = Voltage Line to neutral (1 phase)
L = Cable Length in Feet
Persyaratan besarnya maximum voltage drop yg diizinkan harus sesuai
spesifikasi / standard yg digunakan, biasanya adalah sbb:
Main feeder ≤ 1 %
Branch circuit ≤ 3 %
Nilai resistance dan reactance bisa didapat dari catalog kabel vendor atau
bisa mengacu standard yg dipakai misalnya Table 8 dan Table 9 NEC standard.
Nilai cos.j bisa didapat dari factor daya misalnya factor daya PF= 0.85
maka cos.j = 0.85 kemudian nilai sin.j bisa didapat dari rumus trigonometri
sbb:
cos2j + sin2j = 1
Short Circuit Withstand Capability
Setelah ukuran kabel ditentukan berdasarkan ampacity dan voltage drop, maka
lakukan pengecekan ketahanan kabel terhadap arus short circuit. Biasanya data
ketahanan kabel terhadap short circuit current bisa dilihat dari catalog kabel
vendor, atau bisa menggunakan rumus sbb:
Minimum Cable size =
Isc x √t / k
t = duration of short circuit
t = 0.04 for fuse protection
= 0.06 for MCCB
= 0.4 for VCB
k = 135 for copper conductor with
XLPE or EPR insulation
Ukuran kabel dapat diterima apabila sudah memenuhi 3 criteria diatas.
Selamat menghitung.
Berikut juga bisa dipakai untuk pengukuran, terlampir juga standart kabel
baik itu tahanan maupun reaktann
Saya ingin meluruskan penjelasan dari Berlian mengenai reaktansi. Reaktansi
tidak ditentukan oleh rho dan luas penampang, tapi oleh besarnya pemisahan
jarak antar core (yaitu ketebalan insulation dalam kasus insulated cable) atau
jarak antar konduktor dalam kasus overhead wires).
Mungkin yg anda maksudkan adalah kapasitansi (Farad) yg berhubungan dengan
ketebalan isolasi kabel atau jarak antar kabel, dan ini berhubungan dengan
leakage current (arus bocor).
Sementara kita membahas metode menghitung kabel dalam hal ini ukuran
konduktornya (bukan isolasinya). Nilai impedansi suatu konduktor itu gabungan
dari nilai resistansi dan reaktansi:
Z = sqrt (R2 + X2)
Nilai reaktansi konduktor tergantung dari nilai induktansi bahan konduktor
tsb dan juga frekwensi tegangan supply.
X = 2 . л . f . L
Satuan reaktansi tsb juga sudah bukan henry lagi tapi sudah ohm jadi
intinya disini kita membahas impedansi suatu kabel untuk keperluan menentukan
ukuran kabel (konduktor).
Sebenarnya rumus R = ρ L/A ini
juga tidak kita gunakan dalam menghitung
ukuran kabel, Rumus ini saya ikutkan hanya untuk menunjukkan korelasi antara
nilai impedansi suatu kabel dengan ukuran penampang kabel supaya lebih
kelihatan logikanya mengapa voltage drop bisa kita kecilkan dengan cara
menaikkan ukuran kabel.
saya coba tambahkan keterangan perhitungan kabel, semoga berguna...
Attachment : PUIL 2000.pdf
Dear ALL,
Jangan lupa reaktansi itu terbagi dua seperti terbagi duanya semua yang ada
di alam.
Jadi reaktansipun terbagi dua antara kapasitif dan induktif.
Untuk lebih jelasnya
Makanya dalam hal size kabel (konduktor) saya tidak menyinggung reaktansi
kapasitif.
Di tabel 9 NEC "Alternating current resistance and reactance for 600
Volt Cables, 3-Phase, 60 Hz, disitu dituliskan XL yang merupakan reaktansi
induktif. Kita tidak membahas masalah reaktansi kapasitif yg berhubungan dengan
dielektrik, kekuatan isolasi, jarak antar konduktor, dll dan hal ini tidak
perlu dikhawatirkan dalam hal menentukan size kabel (conductor). Sebenarnya
kita tidak perlu risau dengan rumus tsb karena yg kita perlukan adalah nilai
resistansi dan reaktansi dari kabel yg seharusnya diberikan oleh pihak
pabrikan/vendor kabel sehingga didalam suatu proyek instalasi kita bisa
menentukan size kabel dengan tepat.
Kalau dikatakan size suatu kabel adalah 2.5 sqmm itu adalah luas penampang
konduktornya (wire) bukan luas penampang seluruh kabel dan isolasi.
Silahkan saja diganti judulnya kalau ingin membahas masalah reaktansi
kapasitif, dielektrik, strength of isolation, leakage current, dll. Saya kira
pihak pabrikan kabel yg lebih mengetahui hal ini. Dan saya hanya mewakili
kepentingan dari sisi Construction Engineering (sebagai pihak pemakai kabel).
Berlian, point pertama saya adalah
saya cuma mau meluruskan isi e-mail anda sebelumnya yang menuliskan
formula dan saya quote di bawah ini :
" R = ρ L/A
R = nilai impedance kabel
(resistance dan reactance) "
Berlian, R di sini seharusnya dibaca sebagai DC R(esistance) Jadi mohon penulisan impedance dan juga
reactance di dalam bracket itu anda hapus karena salah, karena reactance has
nothing to do with it, seperti yang akan saya sampaikan di point kedua. Maka wordingnya seharusnya menjadi
R = nilai impedance DC
resistance kabel (resistance dan
reactance)
Point saya yang kedua adalah :
Kalau kita bicara mengenai voltage drop di cable untuk jarak relatif pendek
(di bawah 1 km), tentu saja yang kita bicarakan hanya reactansi (induktif),
karena reaktansi (kapasitif) secara practical bisa diabaikan. Maka yang saya
maksud dengan reactance di e-mail saya tentu
saja reaktansi induktif.
Nah, sekarang saya akan tuliskan kembali formulasi untuk XL yang lebih
lengkap :
XL = 2 . л . f . L
Dengan L saya quote di bawah ini dari Electric Cable Handbook, 3rd Ed,
editor : G.F Moore, Blackwell Science.
" INDUCTANCE
The inductance L per core of a 3-core cable or of three single-core cables
comprises two
parts, the self-inductance of the conductor and the mutual inductance with
other cores.
It is given by
L = K + 0.2 loge 2S/d (mH/km)
where K= a constant relating to the conductor formation (table 2.1)
S = axial spacing between conductors within the cable (ram), or
= axial spacing between conductors
of a trefoil group of single-core cables
(mm), or
= 1.26 x phase spacing for a flat
formation of three single-core cables (mm)
d = conductor diameter or for shaped designs the diameter of an equivalent
circular conductor (mm) "
Nah, ketika saya tuliskan mengenai
jarak antar konduktor (yaitu ketebalan insulation) yang ikut menentukan
besarnya reaktansi(induktif), yang ingin saya katakan adalah bahwa, di dalam
kabel, penentu jarak antar konduktor yang dominan adalah ketebalan
insulation.
Saya tidak membicarakan reaktansi yang kapasitif, karena kalau memang itu
yang ingin saya katakan, saya pasti sudah bicara juga soal konstanta dielektrik,
beda potential, dsb. dan karena saya juga aware bahwa tidak terlalu relevant
membicarakan reactansi kapasitif ini dalam konteks power cable yang relatif
pendek seperti sudah saya singgung di atas
yang pernah saya denger, kalo gak salah sih kayaknya memang begitu... gak
tau juga sih kenapa teorinya seperti itu, apalagi saya belom pernah liat yang
namanya electrons ...
katanya, yang namanya impedance (Z) adalah kontribusi dua buah electrical
properties yaitu resistance (R) dan reactance (X).
resistance (R) itu mungkin bisa dianalogikan semacam 'mechanical
friction-nya' conductor terhadap electrons, sementara reactance (X) adalah efek
frekuensi (f) terhadap induktance (L) dan capacitance (C). dst.
mengenai formula untuk conductor yaitu R = ρ L/A
beserta terminology-nya, sebaiknya tidak usah diperpanjang lah ya... ok pak
lily? :).
Berarti kita sependapat mengenai reaktansi pada kabel.
betul R pada rumus tsb seharusnya dipahami dengan DC resistance.
Thanks atas koreksinya.
mantubb
BalasHapusApakah bisa untuk kabel aluminium
BalasHapusThanks